Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
kwatir dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang
dalam situai tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan.
Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan,
kekwatiran ataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga
dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang
mengalami frustasi karena pa yang diinginkan tidak tercapai.
Manusia dan Kegelisahan
Takut atau gelisah menurut istitidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan
merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar
ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan
hanya
lah biasanya disebut ansietas. Ansietas merupakan
suatu jenis neurosis yang tanda utamanya adalah rasa cemas atau takut
berkebihan, sering sekali datangnya secara tiba- tiba, timbul sebagai akibat
dari adanya konflik internal atau konflik dari dalam hati, misalnya perasaan
tentang kehilangan seseorang atau sesuatu yang dicintainya.
Penyebab kegelisahan dapat pula
dikatakan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia dan mengetahui misteri
hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri
sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak
mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas
(hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak
sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui
apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian,
ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan
kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia. Tentang perasaan cemas
ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :
1) Kecemasan obyektif (kenyataan), kegelisahan ini
mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya
pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
Contoh :
Tini seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua
tahun, Tina namanya. Tina tumbuh sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab
dengan ibunya. Hampir seluruh waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar
kerja demi Tina, anak yang baru seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit ;
muntah-muntah disertai buang air. Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah
sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat di rumah sakit dan tidak boleh
ditunggui. Tina menangis terus, tetapi ibunya harus meninggalkannya. Tini
gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib anaknya.
Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kecemasan
yang diderita oleh ibu Tini adalah karena adanya bahaya dari luar yang
mengancam anaknya.
2) Kecemasan neurotik (saraf). Kecemasan ini timbul
akibat pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund freud kecemasan
ini dibagi dalam tiga macam, yakni :
- Kecemasan yang timbul akibat penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan ini timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan idenya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
Contoh :
Ujang anak laki-laki berumur 10 tahun, duduk di kelas
4 SD. Pada suatu hari ia diberi tahu ayahnya bahwa bulan depan ayahnya pindah
ke kota lain. Mereka sekeluarga harus pindah. Sudah tentu ia harus ikut. Jadi,
ia harus pindah sekolah ke kota tempat ayahnya bertugas. Ibunya tampak
gelisah, karena ia telah merasa betah tinggal di tempat itu berkat adanya
seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-lebih
Ujang, karena baik di kampung maupun di sekolah ia memiliki banyak kawan. Ia
takut kalau di tempat baru kelak ia tidak merasa betah. Namun bila tidak ikut
pindah, ia akan ikut siapa?. Bila ikut pindah, bagaimana suasana di tempat baru
nanti?. Ia takut pada bayangannya sendiri.
- Rasa takut irasional atau fobia. Rasa takut ini mudah menular sehingga kadang-kadang tanpa alasan dan hanya karena pandangan saja, yang kemudia dilanjutkan dengan khayalan yang kuat dan dapat menimbulkan rasa takut.
Contoh :
Orang takut ular, binatang berbulu, atau takut lintah.
Rasa takut seperti ini dapat kita tekan, sehingga berkurang, atau hilang sama
sekali. Pengalaman ketika kecil dapat menjadikan anak takut akan sesuatu,
seperti benda tajam, takut darah, dan sebagainya.
- Rasa takut lain seperti rasa gugup, gagap, dan sebagainya.
Contoh :
Seseorang yang tidak bisa menyanyi atau bicara di
depan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, ia akan
gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau
bernyanyi.
3) Kecemasan moral
Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara
lain : iri, benci, dendam, dengki, marah,takut, gelisah, cinta, rasa kurang
(inferiot).
Sifat seperti rasa iri, benci, dengki, dendam dan
sebagainya adalah sifat yang tidak terpuji baik diantara sesama manusia, maupun
dihadapan Tuhan. Dengan adanya sifat itu, seseorang akan merasa khawatir,
takut, cemas, gelisah, dan putus asa.
Setiap orang memiliki emosi, dan emosi penting bagi
kemajuan. Namun, emosi tidak terbendung akan menyebabkan perasaan–perasaan
cemas, gelisah, khawatir, benci dan perasaan negatif lainnya. Perasaan itu
demikian hebatnya, sehingga dapat mendesak dan mengusir pikiran-pikiran tenang,
tentram, segar, dan damai.
Contoh :
Datuk Maringgih
iri melihat kemajuan usaha Bagindo Sulaiman, ayah Siti Nurbaya. Hatinya selalu
gelisah, takut usahanya akan mati, kalah bersaing. Karena itu, ia menyuruh
orang agar membakar toko Bagindo Sulaiman. (Siti Nurbaya – Marah Rusli).
Kegelisahan itu muncul
ketika seseorang merasa tidak nyaman, ketidak pastian oleh sesuatu keadaan.
Menurut saya jika seseorang sedang mengalami kegelisahan akan terlihat dari
mimik wajah yang cemas, takut, terkadang ada yang sampai menatap dengan tatapan
yang kosong. Dan juga dapat mempengaruhi psikologisnya seperti emosional, tidak
tenang batinnya, pendiam dll.
Kejadian ini saya alami
sekitar bulan September 2012 saat pertama kali saya berangkat kuliah sendiri.
Kegelisahaan yang dirasakan saat itu, dimana saya harus berangkat dari priok ke
depok naik bus atau naik angkot sebanyak 4kali. Perasaaan udah takut,was-was
dan gelisah. Apa lagi kalo pulang malam. Tapi Cuma 2 hari saja saya ada jam
praktikum dan matakuliah di sana. Selebihnya saya di kampus Salemba. Sama aja
saya tetep naik angkot. Perasaaan takut ngga karuan. Tapi lama-kelamaan saya
sudah mulai terbiasa dengan perjalanan ini, Depok-Salemba-Priok. Ada rasa kelelahan
dan kegelisahan. Apakah saya sanggup untuk menjalaniini semua? Namun saya
teringat lagi, sekarang bukan saatnya untuk bermain-main lagi. Karena umur itu
semakin lama semakin bertambah dan tidak disitu-situ saja. Sekarang saya harus
berpikir bagaimana caranya saya harus melawan kegelisahaan itu. Dan saya pasti
bisa melawan kegelisahan tersebut!
Sumber:
http://www.sarjanaku.com/2010/01/makalah-manusia-dan-kegelisahan.html