Jumat, 01 Februari 2013

AL QURAN MENYEBUTNYA; .. INILAH RAHASIA DAN PENJELASAN ILMIAH USIA 40 TAHUN

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Penemuan ilmiah terbaru menegaskan bahwa perkembangan otak tidak sempurna (sampai pada batas kesempurnaan)
kecuali di penghujung usia 40 tahun. Dan usia ini adalah usia yang ditetapkan oleh Al Qur’an 14 abad yang lalu.

Merupakan hal yang sudah diketahui bersama bahwa wahyu telah turun kepada Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika usia beliau empat puluh tahun. Dan pasti ada hikmah dari usia ini, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah memilih sesuatu kecuali di dalamnya ada hikmah yang agung.

Dan mungkin yang tampak bagi kita dari sebagian hikmah tersebut adalah bahwa pertumbuhan manusia dan kesempurnaan akalnya tidak akan munsul kecuali di penghuung usia empat puluh tahun dari umur manusia

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo`a:

”Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf: 15)

Ayat yang mulia ini menentukan batasan usia empat puluh sebagai usia untuk kesempurnaan kekuatan fisik dan mental, atau kematangannya, atau puncaknya. Dan dengan demikian kita berada di hadapan fakta/kenyataan Quraniyyah. Dan pertanyaan kita sekarang, apakah ada fakta ilmiah yang menguatkan kebenaran firman Allah ’Azza wa Jalla (dalam masalah ini)?

Tentu saja keberadaan fakta/kenyataan ini -jika ada- akan menjadi bukti bagi mereka yang skeptis/ragu-ragu (terhadap kebenaran al-Qur’an), untuk melihat kebenaran Al Qur’an ini. Dan juga menjadi sarana bagi orang yang beriman untuk meningkatkan keimanan dan keyakinannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Inilah yang Anda cari dalam waktu yang lama, tetapi tidak mendapatkan hasil. Seluruh ilmuwan menyatakan dengan tegas bahwa kesempurnaan pertumbuhan otak terjadi pada usia kira-kira dua puluh tahunan, ini adalah apa yang ditunjukkan oleh ujicoba-ujicoba yang mereka lakukan.

Akan tetapi ada penelitian baru, yang dikirim kepadaku oleh salah seorang saudaraku -semoga Allah memberinya pahala- yang menegaskan bahwa perkembangan otak terus berlangsung hingga penghujung usia empat puluh tahunan dari umur manusia. Dan itu benar-benar sesuai dengan apa yang disebutkan oleh al-Qur’an.

Surat kabar Telegraph menerbitkan sebuah artikel berjudul:”Brain only fully ‘matures’ in middle age” yang kurang lebih artinya “Sesungguhnya perkembangan otak tetap berlangsung sampai di pertengahan umur seseorang.”

Dikatakan dalam artikel itu perkataan sebagai berikut:”Anda mungkin mengira bahwa Anda akan menjadi sepenuhnya matang (dalam berpikir) saat Anda berada di usia 21 tahun, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak Anda tidak berhenti perkembangannya, sampai akhir usia 40 tahunan.”

Dalam penemuan ini para ilmuwan menggunakan alat yang dinamakan alat scan fMRI (Functional magnetic resonance) yaitu sebuah alat yang sangat canggih yang bisa mengukur aktivitas dan perubahan-perubahan di daerah otak dengan cara yang menakjubkan.

Dan sebelum abad 21, tidak ada satupun ilmuwan yang mengetahui bahwa perkembangan otak tidak sampai pada kesempurnaan melainkan di akhir usia empat puluh tahunan!

Dan peneltian baru tersebut menegaskan bahwa daerah otak yang terus tumbuh adalah bagian bawah ubun-ubun atau yang dinamakan oleh para ilmuwan prefrontal cortex (korteks prefrontal), bagian paling atas dan ia adalah bagian terdepan dari otak.

Dan daerah ini berperan penting dalam pengambilan keputusan, interaksi sosial, dan fungsi-fungsi kepribadian yang lainnya, seperti perencanaan, tingkah laku, dan pemahaman terhadap orang lain. Dan bagian otak inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Profesor Sarah-Jayne Blakemore berkata:”Sejak kurang dari 10 tahun yang lalu, kami meyakini bahwa pertumbuhan otak terhenti pada usia dini dari umur manusia.”

Kemudian dia melanjutkan:”Tetapi percobaan/ujicoba scan resonansi magnetik (fMRI) pada otak menunjukkan bahwa pertumbuhan otak akan berlanjut sepanjang usia tiga puluhan dan sampai umur empat puluh tahunan dari umur manusia! Dan Daerah yang paling penting dan paling besar pertumbuhannya adalah bagian bawah ubun-ubun.

Bagian itu adalah bagian paling atas di daerah otak depan, yang dialah yang membedakan kita sebagai manusia dengan makhluk lain.”

Di sini kita teringat ayat yang mulia, di mana pada ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala menekankan arti pentingnya ubun-ubun Nashiyah. Dia berfirman meghikayatkan perkataan Nabi Dawud ‘alaihissalam ketika berbicara kepada kaumnya:

”Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabbku dan Rabbmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya (Nashiyah). Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus.” (QS. Huud: 56)

Demikian juga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan dalam do’a beliau: ”Ubun-ubunku di Tangan-Mu.”

Dan pertanyaan kita kepada setiap orang yang ragu dengan kebenaran Islam:”Bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui arti penting ubun-ubun ini (Nashiyah)?”

Dan sekarang kita kembali lagi ke ayat di awal, di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

”…. Hingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo`a:”Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau ….” (QS. Al-Ahqaaf: 15)

Kita katakan Subhanalah! Siapa yang mengajari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menetapkan batasan umur ini kepada beliau?

Dan apakah dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui tentang arti penting umur ini, untuk beliau pilih sebagai awal mula kenabian beliau? Ataukah Allahlah Yang Maha Mengetahui sesuatu yang tersembunyi yang memilihkan untuk beliau?

Apakah dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui bahwa manusia tidak sampai pada usia kedewasaan (kematangan) kecuali pada usia empat puluh tahun? Atau apakah ada seseorang yang memberitahu hal itu kepada beliau?

Bukankah para ilmuwan Barat sendiri mengakui bahwa mereka tidaklah menguak hakekat ini kecuali di akhir tahun 2012? Maka sungguh hakekat-hakekat ini membuktikan dan menyaksikan kebenaran dan kejujuran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan kebenaran Risalah Islam.

*****
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..
 
sumber  : http://www.facebook.com/FaktaCewek/posts/399050300188367

MERAIH PAHALA BESAR DENGAN AMALAN RINGAN

Ihtisab ( mencari pahala ) dari saat melakukan amal-amal shaleh dan saat menghadapi berbagai cobaan adalah inisiatif untuk mencari pahala dan menggapainya dengan cara berserah diri dan sabar.
Atau menggunakan berbagai macam kebajikan menurut cara yang telah digambarkan demi menjadi pahala yang diharapkan darinya.

Karena itu ihtisablah dengan menja
dikan pekerjaan sehari-hari sebagai ketaatan.

Carilah pahala dari sabar terhadap perkara-perkara yang dibenci, serta dari berbagai gerak dan diam agar semua dihitung sebagai amal shaleh anda.

Amal harus ada niatnya . Apa-apa yang kita niatkan untuk mencari Rhidho Allah dan negeri Akhirat maka untuk itu Allah dan kita akan memperolehnya. Dan apabila kita berniat untuk duniawi kadang kita memperolehnya terkadang tidak.

"BARANGSIAPA MENGHENDAKI KEHIDUPAN SEKARANG (DUNIAWI) MAKA KAMI SEGERAKAN BAGINYA DI DUNIA ITU APA YANG KAMI KEHENDAKI BAGI ORANG YANG KAMI KEHENDAKI (QS Al-israa:18)

Jadi "apa yang kami kehendaki" dan "bagi orang yang kami kehendaki" artinya bukan untuk setiap orang, jadi apa yang disegerakan dan siapa yang disegerakan dan siapa yang segera diberi itu dibatasi.

Sementara amal yang diniatkan untuk mencari Ridha Allah dan negeri akhirat pasti membuahkan hasil..
"DAN BARANGSIAPA YANG MENGHENDAKI KEHIDUPAN AKHIRAT DAN BERUSAHA KEARAH ITU DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH SEDANG IA ADALAH MUKMIN, MAKA MEREKA ITU ADALAH ORANG-ORANG YANG USAHANYA DIBALAS DENGAN BAIK " (QS; AL-israa :19)

Pahala ihtisab dari niat baik tidak akan disia-siakan Allah sekalipun kita belum mampu melaksanakan amal shaleh yang kita niatkan. Sebab baru niat saja sudah ditetapkan baginya satu pahala.

Membiasakan diri untuk mencari pahala dari semua amal merupakan kebaikan yang sempurna.

MENGAPA MENCARI PAHALA DALAM SEGALA HAL ITU PENTING?
1. Agar kita dapat merealisasikan tujuan kita diciptakan.
2. Ia akan membedakan ibadah-ibadah kita dari kebiasaan-kebiasaan kita
Contoh : ketika mandi bisa karena kebersihan. Agar menjadi ibadah kita niatkan
menghilangkan hadas atau mandi sunah.
3. Kita sangat membutuhkan ihtisab dari niat yang baik karena semua amal terikat dengan niat dari segi diterima atau ditolak, pahala atau hukuman.

"SESUNGGUHNYA AMAL ITU TERGANTUNG NIAT DAN MASING-MASING ORANG MENDAPATKAN APA YANG DINIATKANNYA"

4. Terkadang kita kurang bergairah dalam beramal shaleh (tiada antusiame) . Hal ini disebabkan:

a. Kita tidak tahu / lupa urgensi amal dan pahala yang dihasilkannya.
b. Kita lupa bahwa sebagian amal yang sederhana dapat mengantarkan kita kepada derajat yang tinggi sehingga kita meremehkannya.
c. Adanya orang yang menentang dengan melemahkan niat kita.
d. Apabila membuat kita senang maka kita mati-matian berbuat baik kepada mereka. Dan bila mereka membuat kita marah kita mati-matian berbuat buruk pada mereka .
LALU APA YANG TERSISA UNTUK AKHIRAT?
e. Menganggap amal shaleh sebagai kelemahan dan kehinaan , misal : seperti memaafkan dan berbelas kasih.

HAL APA YANG DAPAT MEMOTIVASI KITA UNTUK MENCARI PAHALA DALAM SEMUA AMAL?

1. Cepatnya waktu berlalu

2. Kematian datang secara tiba-tiba

3. Perubahan kondisi ( dari sehat menjadi sakit; dari kaya menjadi miskin; dari muda menjadi tua; dari hidup menjadi mati)

4. Kita memerlukan amal untuk memberatkan timbangan kita kelak. Agar tidak menjadi orang yang bangkrut.

5 Merasa kurang dan teledor dalam menjalankan hak Allah
" SUPAYA JANGAN ADA ORANG YANG MENGATAKAN , AMAT BESAR PENYESALANKU ATAS KELALAIANKU DALAM (menunuaikan kewajiban) TERHADAP ALLAH, SEDANG AKU SESUNGGUHNYA TERMASUK ORANG-ORANG YANG MEMPEROLOK-OLOKKAN (AGAMA ALLAH) (Qs AZ-zumar : 56)

6. Takut kepada Allah
Sesungguhnya rasa takut kepada Allah merupakan motivasi yang kuat untuk beramal shaleh pada umumnya.

7. Keinginan untuk mendapatkan pahala dan balasan dari Allah.

8. Kesempatan hidup di dunia hanya sekali dan tidak dapat kembali guna mengganti apa yang telah terlewatkan. Disamping itu dia juga cepat berakhir.
Seperti ketika kita duduk di depan nenek kita yang berusia 80 tahun, kita minta dia menceritakan sejarah hidupnya selama ini. Paling dia menceritakan beberapa jam saja. Lalu kemanakah perginya tahun-tahun yang panjang itu?

~~~

KEBAIKAN YANG DIIKUTI ORANG LAIN
"BARANGSIAPA YANG MEMBUAT KEBAIKAN (SUNAT) DALAM ISLAM MAKA BAGINYA AKAN MENDAPATKAN GANJARAN SERTA GANJARAN ORANG-ORANG YANG MENGIKUTI SESUDAHNYA TANPA DIKURANGI SEDIKITPUN. DAN BARANGSIAPA MEMBUAT DALAM ISLAM SATU PERBUATAN YANG BURUK , MAKA BAGINYA AKAN MENDAPATKAN DOSA DITAMBAH DOSA-DOSA ORANG-ORANG YANG MENGIKUTI SESUDAHNYA ITU (HR Muslim)

sumber : http://www.facebook.com/IndoHijabers/posts/489993527725275