Asset yaitu segala sesuatu
yang memiliki nilai artinya dapat kita jual dan mendapatkan uang. Asset terbagi
2 yaitu :
- Asset berwujud yaitu asset yang nilainya sesuai dengan wujudnya misalnya bangunan, mesin yang harganya sesuai dengan ongkos pembuatannya (walaupun tanah tidak ada ongkos pembuatannya namun tanah termasuk asset berwujud)
- Asset tidak berwujud yaitu asset yang nilainya tidak sebanding dengan wujud fisiknya misalnya surat berharga saham yang wujud fisiknya hanya secarik kertas yang ongkos pembuatannya relatif murah dan tidak sama dengan nilai atau harga jika secarik kertas tersebut kita jual.
Asset Keuangan
adalah asset yang tidak berwujud. Nilai dari asset ini tergantung dari nilai
arus kas/uang yang akan kita terima dimasa yang akan datang, semakin besar
nilai arus kas yang akan kita terima dimasa yang akan datang maka semakin
tinggi nilai dari asset keuangan tersebut. Pihak yang setuju untuk melakukan
pembayaran kas/ klaim atas asset keuangan tersebut disebut emiten atau issuer
sedangkan penerima klaim disebut sebagai investor.
Berikut
adalah contoh dari asset keuangan tersebut:
- Pinjaman / kredit yang diberikan oleh bank Niaga kepada bapak Abdullah untuk renovasi rumahnya
- ORI atau Obligasi Ritel Republik Indonesia: oleh Bank Indonesia yang dapat dimiliki oleh setiap warga Indonesia
- Obligasi: oleh PT. Anugrah Cipta
- Saham biasa: diterbitkan oleh PT. Telkomsel
- Saham preferen: diterbitkan oleh IBM
Jadi
hutang bank, obligasi (baik yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan),
saham (baik saham biasa atau preferen) yang masing-masing memiliki cara-cara
pembayaran klaim yang berbeda adalah asset keuangan.
Klaim
adalah hak yang harus diterima oleh pemegang asset keuangan tersebut.
1.
Hutang
bank : Untuk hutang yang dikeluarkan oleh bank, dalam hal ini bank adalah pihak
pemberi pinjaman sehingga pihak peminjam uang harus membayar bunga beserta
cicilan pokok pinjaman setiap kali pembayaran (bulanan atau tahunan ) selama
waktu yang telah disepakati (3 tahun , 5 tahun dsb) kepada bank.
2.
Obligasi
baik pemerintah atau perusahaan : Adalah surat berharga yang menunjukan
pengakuan atas hutang. Pihak yang mengeluarkan obligasi dalam hal ini
pemerintah atau perusahaan adalah pihak yang berhutang sehingga dapat disebut
sebagai emiten atau issuer atau penerbit sedangkan pihak yang memegang obligasi
tersebut (tentu saja dapat memegang obligasi tersebut berarti memperolehnya
dengan cara membeli ) disebut investor. Hak yang diperoleh investor adalah
bunga yang besarnya tetap yang akan diterima setiap periode tertentu ( bulanan
atau tahunan ) selama usia dari obligasi tersebut, selain itu investor juga akan
menerima pelunasan hutang diakhir usia obligasi tersebut ( ini yang membedakan
klaim hutang bank dan obligasi )
3.
Saham
. Adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan artinya bahwa pemegang
saham tersebut memiliki perusahaan yang besarnya tergantung dari besarnya
bagian saham yang dimilikinya. Semakin besar bagian saham yang dimiliki semakin
besar pula penguasaannya terhadap perusahaan tersebut.
Resiko
aset keuangan dibagi 3 yaitu :
1. Resiko daya beli ( purchasing power
risk ), resiko ini ditimbulkan karena adanya inflasi, sehingga resiko ini
disebut juga inflation risk.
2. Resiko ketidak mampuan emiten atau
peminjam untuk membayar kewajibannya yang disebut dengan resiko kredit ( credit
risk ) atau resiko kelalaian (default risk)
3. Resiko nilai tukar ( Foreign Exchange
risk ), resiko ini timbul jika berinvestasi pada mata uang asing. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara dengan
negara lain. Jika nilai tukar berubah kearah negative maka kita akan menerima
uang yang lebih sedikit. Misalnya investasi pada asset yang mata uangnya dolar,
maka jika rupiah menguat maka kita akan menerima rupiah yang jumlahnya lebih
sedikit.
Aset
keuangan dan Aset Berwujud
Aset
Keuangan dan asset berwujud secara fisik memang berbeda, pada asset berwujud,
bentuk fisiknya dapat langsung dinilai dengan uang sedangkan asset keuangan
wujud fisiknya tidak dapat mencerminkan nilai dari asset keuangan tersebut.
Namun demikian ada satu hal yang sama-sama dimiliki oleh kedua jenis asset
tersebut yaitu arus kas yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.
Untuk
asset berwujud misalnya kepemilikan atas kapal pesiar maka arus kas yang akan
kita peroleh dimasa yang akan datang adalah pendapatan yang akan kita peroleh
dari penumpang. Pendapatan ini kemudian nantinya akan digunakan untuk
pembayaran biaya operasional dan utang, jika ada kelebihannya (laba) maka akan
dibagikan kepada para pemegang saham. Sehingga pada akhirnya arus kas yang akan
diperoleh dari asset keuangan dihasilkan dari asset berwujud.
Klaim
Utang dan Klaim Ekuitas
Klaim yang dimiliki oleh pemegang aset keuangan bias berupa sejumlah uang
(pendapatan) yang tetap,atau jumlah yang bervariasi atau bahkan residual. Dalam
kasus pendapatan tetap aset keuangannya dinamakan instrument utang. Asset
keuangan yang temasuk dalam kategori ini adalah kredit dan obligasi
Klaim ekuitas atau disebut klaim residual mewajibkan emiten aset keuangan untuk
membayar sejumlah deviden berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan. Sehingga
pendapatan yang didapat oleh pemilik aset ini tidak tetap bergantung pada
profit yang dihasilkan perusahaan. Yan termasuk dalam aset keuangan model ini
adalah saham.
Harga
Dan Resiko Aset Keuangan
Yang berhubungan
langsung dengan konsep harga adalah pendapatan yang diharapkan dari suatu aset
keuangan. Berdasarkan arus kas yang diharapkan dan harga suatu aset keuangan
maka dapat ditentukan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of
return). Sebagai contoh jika harga suatu asetkeuangan sebesar $100, dan dalam
setahun dari sekarang arus kasnya adalah $105, maka tingkat pendapatannya
adalah 5%.
Jenis aset keuangan,
baik instrument utang maupun instrument ekuitas, dan karateristik dari emiten
menentukan tingkat kepastian dari arus kas yang diharapkan. Sebagai contoh,
dengan mengamsusikan bahwa emiten tidak pernah gagal membayar atas instrument
utang yang diterbitkannya, arus kas dari perusahaan sekuritas dapat diketahui
secara pasti. Akan tetapi, yang tidak pasti adalah daya beli dari arus kas yang
diterima.
Dalam kasus obligasi
yang diterbitkan pemerintah jepang, arus kas diketahui secara pasti jika
pemerintah Jepang mampu memenuhi kewajibannya. Namun arus kas mungkin tidak
didominasi dalam dollar AS, tetapi dalam yen Jepang. Jadi walaupun arus kas
diketahui secara pasti dalam jumlah yen yang akan diterima, dari perspektif
investor AS, jumlah dollar AS tidak pasti. Jumlah dollar AS akan tergantung
pada kurs antara yen dan dollar pada saat arus kas diterima.
Dari berbagai resiko
diatas kita dapat melihat 3 macam resiko yang terdapat dalam aset keuangan
antara lain
1.
Resiko yang berkenaan dengan daya beli potensial dari arus kas yang diharapkan.
2.
Resiko ketidak mampuan emiten memenuhi kewajibannya.
3.
Untuk aset keuangan yang arus kasnya tidak didenominasi dalam dollar AS,
terdapat resiko bahwa nilai tukar akan berubah kearah negative sehingga
menghasilkan jumlah dollar yang sedikit.
Peranan
Aset Keuangan
Aset keuangan memiliki dua fungsi ekonomi utama. Yang pertama adalah untuk
mengalihkan dana dari mereka yang kelebihan dana kepada pihak yang memerlukan
dana untuk berinvestasikan dalam bentuk aset berwujud. Fungsi ekonomi kedua
adalah untuk mengalihkan dana dengan cara sedemikian rupa sehingga resiko yang
tidak dapat dihindarkan dalam arus kas yang dihasilkan asset berwujud, dapat
dialihkan atau dibagikan antara mereka yang membutuhkan dana dan mereka yang
menyediakan dana. Namun, seperti yang akan kita lihat, klaim yang
dimiliki oleh pemegang kekayaan final umumnya berbeda dari kewajiban yang
diterbitkan oleh pencari dana final karena aktivitas dari lembaga perantara
keuangan (financial intermediaries) yang mentransformasikan kewajiban final
menjadi aset keuangan yang disukai oleh publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar