Kamis, 16 Januari 2014

bab 1 asset keuangan - BLK


Asset yaitu segala sesuatu yang memiliki nilai artinya dapat kita jual dan mendapatkan uang. Asset terbagi 2  yaitu :
  1.  Asset berwujud yaitu asset yang nilainya sesuai dengan wujudnya misalnya bangunan, mesin yang harganya sesuai dengan ongkos pembuatannya (walaupun tanah tidak ada ongkos pembuatannya namun tanah termasuk asset berwujud)
  2.  Asset tidak berwujud yaitu asset yang nilainya tidak sebanding dengan wujud fisiknya misalnya surat berharga saham yang wujud fisiknya hanya secarik kertas yang ongkos pembuatannya relatif murah dan tidak sama dengan nilai atau harga jika secarik kertas tersebut kita jual.
Asset Keuangan adalah asset yang tidak berwujud. Nilai dari asset ini tergantung dari nilai arus kas/uang yang akan kita terima dimasa yang akan datang, semakin besar nilai arus kas yang akan kita terima dimasa yang akan datang maka semakin tinggi nilai dari asset keuangan tersebut. Pihak yang setuju untuk melakukan pembayaran kas/ klaim atas asset keuangan tersebut disebut emiten atau issuer sedangkan penerima klaim disebut sebagai investor.
Berikut adalah contoh dari asset keuangan tersebut:
  • Pinjaman / kredit yang diberikan oleh bank Niaga kepada bapak Abdullah untuk renovasi rumahnya
  • ORI atau Obligasi Ritel Republik Indonesia: oleh Bank Indonesia yang dapat dimiliki oleh setiap warga Indonesia
  • Obligasi: oleh PT. Anugrah Cipta
  • Saham biasa: diterbitkan oleh PT. Telkomsel
  • Saham preferen: diterbitkan oleh IBM
Jadi hutang bank, obligasi (baik yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan), saham (baik saham biasa atau preferen) yang masing-masing memiliki cara-cara pembayaran klaim yang berbeda adalah asset keuangan.
Klaim adalah hak yang harus diterima oleh pemegang asset keuangan tersebut.

1. Hutang bank : Untuk hutang yang dikeluarkan oleh bank, dalam hal ini bank adalah pihak pemberi pinjaman sehingga pihak peminjam uang harus membayar bunga beserta cicilan pokok pinjaman setiap kali pembayaran (bulanan atau tahunan ) selama waktu yang telah disepakati (3 tahun , 5 tahun dsb) kepada bank.

2. Obligasi baik pemerintah atau perusahaan : Adalah surat berharga yang menunjukan pengakuan atas hutang. Pihak yang mengeluarkan obligasi dalam hal ini pemerintah atau perusahaan adalah pihak yang berhutang sehingga dapat disebut sebagai emiten atau issuer atau penerbit sedangkan pihak yang memegang obligasi tersebut (tentu saja dapat memegang obligasi tersebut berarti memperolehnya dengan cara membeli ) disebut investor. Hak yang diperoleh investor adalah bunga yang besarnya tetap yang akan diterima setiap periode tertentu ( bulanan atau tahunan ) selama usia dari obligasi tersebut, selain itu investor juga akan menerima pelunasan hutang diakhir usia obligasi tersebut ( ini yang membedakan klaim hutang bank dan obligasi )

3. Saham . Adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan artinya bahwa pemegang saham tersebut memiliki perusahaan yang besarnya tergantung dari besarnya bagian saham yang dimilikinya. Semakin besar bagian saham yang dimiliki semakin besar pula penguasaannya terhadap perusahaan tersebut.

Resiko aset keuangan dibagi 3 yaitu :
1. Resiko daya beli ( purchasing power risk ), resiko ini ditimbulkan karena adanya inflasi, sehingga resiko ini disebut juga inflation risk.
2. Resiko ketidak mampuan emiten atau peminjam untuk membayar kewajibannya yang disebut dengan resiko kredit ( credit risk ) atau resiko kelalaian (default risk)
3. Resiko nilai tukar ( Foreign Exchange risk ), resiko ini timbul jika berinvestasi pada mata uang asing. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain. Jika nilai tukar berubah kearah negative maka kita akan menerima uang yang lebih sedikit. Misalnya investasi pada asset yang mata uangnya dolar, maka jika rupiah menguat maka kita akan menerima rupiah yang jumlahnya lebih sedikit.

Aset keuangan dan Aset Berwujud
Aset Keuangan dan asset berwujud secara fisik memang berbeda, pada asset berwujud, bentuk fisiknya dapat langsung dinilai dengan uang sedangkan asset keuangan wujud fisiknya tidak dapat mencerminkan nilai dari asset keuangan tersebut. Namun demikian ada satu hal yang sama-sama dimiliki oleh kedua jenis asset tersebut yaitu arus kas yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.

Untuk asset berwujud misalnya kepemilikan atas kapal pesiar maka arus kas yang akan kita peroleh dimasa yang akan datang adalah pendapatan yang akan kita peroleh dari penumpang. Pendapatan ini kemudian nantinya akan digunakan untuk pembayaran biaya operasional dan utang, jika ada kelebihannya (laba) maka akan dibagikan kepada para pemegang saham. Sehingga pada akhirnya arus kas yang akan diperoleh dari asset keuangan dihasilkan dari asset berwujud.

Klaim Utang dan Klaim Ekuitas
 Klaim yang dimiliki oleh pemegang aset keuangan bias berupa sejumlah uang (pendapatan) yang tetap,atau jumlah yang bervariasi atau bahkan residual. Dalam kasus pendapatan tetap aset keuangannya dinamakan instrument utang. Asset keuangan yang temasuk dalam kategori ini adalah kredit dan obligasi

Klaim ekuitas atau disebut klaim residual mewajibkan emiten aset keuangan untuk membayar sejumlah deviden berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan. Sehingga pendapatan yang didapat oleh pemilik aset ini tidak tetap bergantung pada profit yang dihasilkan perusahaan. Yan termasuk dalam aset keuangan model ini adalah saham.

Harga Dan Resiko Aset Keuangan
Yang berhubungan langsung dengan konsep harga adalah pendapatan yang diharapkan dari suatu aset keuangan. Berdasarkan arus kas yang diharapkan dan harga suatu aset keuangan maka dapat ditentukan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return). Sebagai contoh jika harga suatu asetkeuangan sebesar $100, dan dalam setahun dari sekarang arus kasnya adalah $105, maka tingkat pendapatannya adalah 5%.
Jenis aset keuangan, baik instrument utang maupun instrument ekuitas, dan karateristik dari emiten menentukan tingkat kepastian dari arus kas yang diharapkan. Sebagai contoh, dengan mengamsusikan bahwa emiten tidak pernah gagal membayar atas instrument utang yang diterbitkannya, arus kas dari perusahaan sekuritas dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi, yang tidak pasti adalah daya beli dari arus kas yang diterima.

Dalam kasus obligasi yang diterbitkan pemerintah jepang, arus kas diketahui secara pasti jika pemerintah Jepang mampu memenuhi kewajibannya. Namun arus kas mungkin tidak didominasi dalam dollar AS, tetapi dalam yen Jepang. Jadi walaupun arus kas diketahui secara pasti dalam jumlah yen yang akan diterima, dari perspektif investor AS, jumlah dollar AS tidak pasti. Jumlah dollar AS akan tergantung pada kurs antara yen dan dollar pada saat arus kas diterima.

Dari berbagai resiko diatas kita dapat melihat 3 macam resiko yang terdapat dalam aset keuangan antara lain
1.       Resiko yang berkenaan dengan daya beli potensial dari arus kas yang diharapkan.
2.       Resiko ketidak mampuan emiten memenuhi kewajibannya.
3.       Untuk aset keuangan yang arus kasnya tidak didenominasi dalam dollar AS, terdapat resiko bahwa nilai tukar akan berubah kearah negative sehingga menghasilkan jumlah dollar yang sedikit.

Peranan Aset Keuangan
Aset keuangan memiliki dua fungsi ekonomi utama. Yang pertama adalah untuk mengalihkan dana dari mereka yang kelebihan dana kepada pihak yang memerlukan dana untuk berinvestasikan dalam bentuk aset berwujud. Fungsi ekonomi kedua adalah untuk mengalihkan dana dengan cara sedemikian rupa sehingga resiko yang tidak dapat dihindarkan dalam arus kas yang dihasilkan asset berwujud, dapat dialihkan atau dibagikan antara mereka yang membutuhkan dana dan mereka yang menyediakan dana.  Namun, seperti yang akan kita lihat, klaim yang dimiliki oleh pemegang kekayaan final umumnya berbeda dari kewajiban yang diterbitkan oleh pencari dana final karena aktivitas dari lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang mentransformasikan kewajiban final menjadi aset keuangan yang disukai oleh publik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar